analisis muatan lokal pertanian

Analisis Kebutuhan Muatan Lokal Pertanian sebagai Bagian Mata Pelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 209/II Karya Harapan
 Mukti Kecamatan Pelepat Ilir


Dosen Pengampu: Dr. Syamsurizal, M.Si
Oleh: Nafsul Muthmainah
NIM: P2A616008


PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2016/2017


BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
   
    Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan, perikanan perternakan, pertanian holtikultura, kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan keseimbangan yang dinamis.
    Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dari arti dari semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap daerah di Indonesia sangat berbeda budaya, masyarakat maupun corak kehidupannya. Perbedaan kehidupan akan mempengaruhi kebutuhan pada daerah itu, begitu juga pendidikan pada daerah itu sendiri, sebagaimana kita tahu lulusan terbagi dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok yang akan terjun kemasyarakat sekolah, kelompok yang akan terjun ke masyarakat tidak jauh dari tempat tinggalnya dan kelompok yang terjun ke tempat pelosok jauh dari masyarakat di sekitarnya. Oleh sebab itu peran dan ungsi sekolah bagi masyarakat sangatlah penting bagi kehidupan keberlanjutan masa depan negara.   
    Sekolah dasar (disingkat SD; bahasa Inggris: Elementary School) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pengembangan kurikulum untuk negara yang besar, penuh ragam, dan miskin, seperti Indonesia, bukanlah suatu pekerjaan mudah. Keragaman sosial, budaya, aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi memberikan tekanan yang sama, kalau tidak dapat dikatakan lebih kuat dibandingkan perbedaan filosofi visi, dan teori yang dianut para pengambil keputusan mengenai kurikulum hal ini dikemukakan oleh S. Hamid Hasan (2001).
    Kurikulum mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut disebut “Kurikulum Muatan Lokal“. Kurikulum muatan lokal keberadaan di Indonesia telah dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang pelaksanaannya telah dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah Nomor 173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987. Sesuai dengan SK Mendikbud tersebut tentang penerapan muatan lokal kurikulum sekolah dasar, muatan lokal di artikan sebagai program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitknan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu di ajarkan kepada siswa.          
    Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda muloknya karena kebutuhan masyarakat ditiap derah berbeda, misalnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa, tentunya bahasa Jawa tidak cocok diterapkan di Sumatra maupun daerah yang berbeda budaya lainnya di Indonesia.
    Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya mata pelajaran muatan lokal dalam standar isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia terdapat beranekaragam kebudayaan. sekolah tempat program pendidikan dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang seluruhnya disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup muatan lokal tersebut. Sehingga perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal.Mata pelajaran muatan lokal menjembatani antara kebutuhan keluarga dan masyarakat dengan tujuan pendidikan nasional, mata pelajaran ini juga memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
    Muatan Lokal adalah suatu program pendidikan dan pengajaran yang dimaksudkan untuk menyesuaikan isi dan penyampaiannya dengan kondisi masyarakat didaerahnya. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. 
    Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan dimasing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.
    Tujuan utama masuknya muatan lokal dalam kurikulum nasional hanya untuk menyelaraskan materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kondisi lingkungannya, mengoptimalkan sekaligus menanamkan nilai budaya daerah tersebut kepada siswa dengan harapan budaya dan perkembangan daerah tersebut akan maju dan berdampak positif bagi kemajuan perkembangan pendidikan nasional.
Selengkapnya, tujuan diadakannya Muatan Lokal adalah sebagai berikut:
1.    Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan  budayanya,
2.    Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya,
3.    Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta   melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
    Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali siswa dengan keterampilan dasar sebagai bekal dalam kehidupan (life skill), sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu muatan lokal yang dikembangkan di Sekolah Dasar Negeri 209/II Karya Harapan Mukti Kecamatan Pelepat Ilir adalah dibidang pertanian.
    Sekolah mengambil kebijakan muatan lokal diisi dengan petanian hal ini sejalan dengan kebutuhan daerah tempat sekolah berdiri. Lokasi Sekolah Dasar Negeri 209/II Karya Harapan Mukti Kecamatan Pelepat Ilir di pedesaan dan juga masyarakat sekitar mayoritas memanfaatkan lahan halaman rumah sebagai lahan pertanian. Tanaman tanaman holikultura yang sering ditman masyarakat sejitar sekolah seperti sayuran bayam, sayur kangsung, kacang panjang, terung, cabai, bumbu-bumbu dapur seperti kunyit, serai, jahe, kencur bahkan ubi pun juga tersedia. Dalam praktiknya siswa belajar bagaimana cara menanam, cara perawatan dan juga bagaimana cara memanfaatkan lahan yang ada atau biasa di kenal dengan tanaman dengan media hidroponik. Berkebun/menanam dapat dijadikan sebagai sarana untuk pendidikan maupun pelatihan khusus. Berkebun dalam dunia sains dan pendidikan dapat digunakan dalam melatih keterampilan (skill) seorang anak tentang bagaimana teknik dalam menanam tumbuhan tertentu melalui serangkaian proses belajar yang dipandu oleh guru.
    Melalui mata pelajaran muatan lokal keterampilan bidang pertanian, siswa diberi keterampilan untuk membudidayakan tanaman holtikultura. Bekal keterampilan ini kelak dapat siswa gunakan ketika terjun kemasyarakat.

1.2    Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut, “bagaimana analisis kebutuhan muatan lokal pertanian sebagai bagian mata pelajaran di Sekolah Dasar Negeri 209/II Karya Harapan Mukti Kecamatan Pelepat Ilir?”

1.3    Tujuan 
Adapun tujuan dalam masalah ini adalah sebagai berikut“Untuk mengetahui analisis kebutuhan muatan lokal pertanian sebagai bagian mata pelajaran di Sekolah Dasar Negeri 209/II Karya Harapan Mukti Kecamatan Pelepat Ilir”.

1.4    Manfaat
    Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberikan manfaat bagi sebagian pihak. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1.    Bagi siswa, dapat menjadi bekal keterampilan siswa saat terjun kemasyarakat dalam mengembangkan skill khususnya     dibidang pertanian.
2.    Bagi pembaca, dapat memberikan referansi tambahan khususnya dalam muatan lokal bidang pertanian.



BAB II
KAJIAN TEORI


2.1    Pengertian Analisis
    Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata analisis merupkan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
    Analisa berasal dari kata Yunani kuno analusis yang artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali, dan luein yang berarti melepas sehingga jika di gabungkan maka artinya adalah melepas kembali atau menguraikan. Kata anlusis ini di serap kedalam bahasa inggris menjadi analysis yang kemudian diserap juga ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.
    Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diartikan bahwa, Analisa atau analisis atau Analysis adalah suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut.

2.2    Penjelasan Muatan Lokal
a)    Pengertian Muatan Lokal
    Menurut surat keputusan tersebut yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut.
    Menurut Dirjen Kurikulum Muatan Lokal adalah kurikulum yang di perkaya dengan materi pelajaran yang ada di lingkungan setempat.
    Menurut Kurikulum 1994 Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah, menjadi kajian tersendiri.
    Menurut Soewardi Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran dan pengenalan berbagai ciri khas daerah tertentu, bukan saja yang terdiri dari keterampilan, kerajinan, tetapi jaga manifestasi kebudayaan daerah legenda serta adat istiadat.
    Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diartikan bahwa kurikulum muatan lokal adalah kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan daerah yang bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan lingkugan alam, sosial budaya dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan daerah yang diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri.

b)    Tujuan Muatan Lokal
    Setiap kebijakan pendidikan yang di tujuan kepada peserta didik selalu mempunyai tujuan yang jelas, begitupun dengan kurikulum muatan lokal. Berikut tujuan kurikulum muatan lokal antara lain:
1.    Memperkenalkan peserta didik kepada lingkungannya sendiri, ikut melestarikan budaya daerahnya termasuk kerajinan,  keterampilan untuk hidup dimasyarakat;
2.    Memberikan bekal kemampuan dan keterampilan untuk hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan kejenjang yang  lebih tinggi serta dapat menolong diri sendiri dan orang tuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
    Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan murid agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam ,kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat. Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung adalah tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung merupakan tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya. Tujuan tidak langsung pada dasarnya merupakan dampak dan tujuan langsung.

c)    Landasan Kurikulum Muatan Lokal
1.    Pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) mencantumkan  bahwa kutikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan  teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

2.    Pasal 38 menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.

d)    Fungsi Muatan Lokal dalam Kurikulum
1.    Fungsi penyesuaian
    Sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Karena itu program-program sekolah harus disesuaikan dengan lingkungan. Demikian pula pribadi-pribadi yang ada dalam sekolah hidup dalam lingkungan, sehingga perlu diupayakan agar pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya.
2.    Fungsi integrasi
    Murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan yang berfungsi untuk mendidik pribadi-pribadi yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi kepada masyarakat.
3.    Fungsi perbedaan
    Pengakuan atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan yang bersifat luwes, yang dapat memberikan pelayanan terhadap perbedaan minat dan kemampuan murid. Ini tidak berarti mendidik pribadi menjadi orang yang individualistik tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi mendorong pribadi ke arah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

http://perintis-masadepan.blogspot.co.id/2012/03/materi-muatan-lokal.html
http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/11/10-manfaat-berkebun-dilihat-dari.html
http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-tujuan-dan-manfaat-kurikulum.html
http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2008/12/kurikulum-muatan-lokal.html

Komentar

  1. ass. apa pedoman kita dalam penyusunan RPP pada muatan lokal pertanian ? trims

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK PENILAIAN PENGETAHUAN MELALUI TES LISAN

DOMAIN AFEKTIF RESPONDING DAN DOMAIN PSIKOMOTORIK MANIPULASI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN